Blog ini tempatnya berbagi ilmu geografi dan info yang bermanfaat lainnya

Monday, August 23, 2021

 



August 23, 2021   Posted by Candra in with No comments
Read More

 





August 23, 2021   Posted by Candra in with No comments
Read More

 

Pengertian Pusat Pertumbuhan

Teori Pusat Pertumbuhan

Pusat pertumbuhan (growth pole) adalah suatu wilayah atau kawasan yang pertumbuhan pembangunannya sangat pesat jika dibandingkan dengan wilayah lainnya sehingga dapat dijadikan sebagai pusat pembangunan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan wilayah lain di sekitarnya.

B. Identifikasi Pusat Pertumbuhan

Untuk mengidentifikasi pusat-pusat pertumbuhan dapat dilakukan dengan menggunakan teori dari beberapa ahli, yaitu:

1. Teori Tempat Sentral (Walter Christaller)

Menurut Christaller, tempat sentral adalah lokasi strategis yang dapat melayani kebutuhan masyarakat. Dalam teori ini terdapat konsep yang disebut jangkauan (range) dan ambang (threshold). Jangkauan adalah jarak yang perlu ditempuh untuk mendapatkan barang kebutuhannya pada suatu waktu tertentu saja. Sedangkan ambang adalah jumlah minimal penduduk yang diperlukan untuk kelancaran dan keseimbangan supply barang. 

2. Teori Kutub Pertumbuhan / Growth Pole Theory (Francis Perroux)

Teori ini menyatakan bahwa pembangunan sebuah kota atau wilayah merupakan hasil proses dan tidak terjadi secara serentak, melainkan muncul di tempat-tempat tertentu dengan kecepatan dan intensitas yang berbeda. Tempat atau lokasi yang menjadi pusat pembangunan atau pengembangan dinamakan kutub pertumbuhan. Dari kutub-kutub tersebut selanjutnya proses pembangunan akan menyebar ke wilayah-wilayah lain di sekitarnya atau ke pusat-pusat yang lebih rendah.

Dalam teori ini dikenal istilah yang berkaitan dengan timbulnya dampak positif atau dampak negatif dari interaksi kutub pertumbuhan dengan daerah disekitarnya. Dampak positif dari kemajuan pembangunan dari pusat pembangunan disebut dengan trickle down effect. Dampak negatif yang dirasakan oleh wilayah pinggirannya disebut dengan backwash polarization.

Konsep ini bertujuan untuk meningkatkan investasi pada satu kota tertentu yang diharapkan selanjutnya meningkatkan aktivitas kota sehingga akan semakin lebih banyak lagi melibatkan penduduk dan pada akhirnya semakin banyak barang dan jasa yang dibutuhkan.

3. Teori Sektoral / Sector Theory (August Losch)

Teori Losch merupakan kelanjutan dari teori tempat sentral Christaller dengan menggunakan konsep yang sama yaitu ambang dan jangkauan. Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut.

ilustrasi identifikasi pusat pertumbuhan

sumber: sutartogeo.blogspot.co.id

Gambar di atas mencerminkan progresi wilayah pasaran untuk berbagai barang dan jasa dengan ambang yang semakin meningkat. Masing-masing barang dan jasa terdapat di berbagai wilayah pasaran pada bentang lahan yang disusun dengan penumpukan di atas wilayah pasaran lainnya yang berbentuk heksagonal.

Daerah dengan penduduk padat akan cepat berkembang (gambar A ditunjukkan dengan titik-titik, B berupa noda hitam serta di C secara mendetail). Berdasarkan teori sektor oleh Losch dapat disimpulkan bahwa suatu kota akan lebih cepat berkembang bila penduduknya padat dengan wilayah yang luas.

August 23, 2021   Posted by Candra in with No comments
Read More

Thursday, August 19, 2021

 

Persebaran Fauna Di Dunia

Wilayah persebaran fauna pertama kali diperkenalkan oleh Sclater (1858) dan kemudian dikembangkan oleh Huxley (1868) dan Wallace (1876). Ada beberapa faktor alam yang mempengaruhi persebaran fauna di dunia yang bersifat menghambat, yaitu faktor-faktor fisikyang berhubungan dengan keadaan di bumi, misalnya : Perairan (sungai, danau, laut), daratan (gunung, lembah, jurang, padang pasir dll), dan iklim (suhu, tekanan udara, kelembaban dll).Alfred Russel Wallace mengelompokkan persebaran fauna di dunia menjadi 6 wilayah, yaitu :

Persebaran Fauna Di Dunia

Persebaran-Fauna-Di-Dunia

1. Paleartic

Kawasan persebaran fauna paleartik meliputi bagian utara benua Asia dan Eurasia, Himalaya, Afghanistan, Persia, Afrika, Inggris dan Jepang.Beberapa jenis fauna yang hidup jenis fauna yang hidup di wilayah Paleartik antara lain :


  1. Fauna khas seperti tikus, bison, landak dan menjangan kutub.

  2. Fauna yang terbatas penyebarannya seperti unta, rusa kutub dan beruang kutub.

  3. Beberapa jenis reptil yang berhubungan dengan fauna Ethiopian dan Oriental

  4. Fauna endemik yang hanya terdapat di daerah Cina, yaitu beruang Panda.

Beruang-Panda

Beruang Panda – hewan endemik wilayah Paleartik yang hanya ada di Cina

Tikus

Tikus

Rusa-Kutub

Rusa Kutub

Bison
Bison

Beruang-Kutub
Beruang Kutub


2. Neartic

Kawasan ini meliputi daerah Holartic, yaitu meliputi seluruh Amerika Utara, dataran tinggi Meksiko dan Greenland. Beberapa jenis fauna khas di wilayah Neartik antara lain :Antelop bertanduk cabang tiga, prairie dog sejenis tupai dari Amerika Utara, kolkum(kalkun), burung biru, salamander, bison, karibou, mockingbird dan muskox.


Kalkun

Kalkun

Antelop
Antelop

Burung-Biru
Burung Biru

Bison
Bison

Karibou

Karibou Muskox

Salamander-Pseudotriton
Salamander Pseudotriton

Tupai-Amerika-Utara
Tupai Amerika Utara


3. Neotropik



Persebaran :
- Daerah iklim tropik dan iklim sedang
- Meksiko selatan, Amerika tengah dan Amerika latin
Jenis fauna: kukang, armadilo, kelelawar pengisap darah, siamang, piranha, trenggiling, anaconda, kura-kura galapagos, belut listrik.

4. Ethiopian

Persebaran fauna Etipian ini meliputi daerah Afrika sebelah selatan, gurun Sahara, Madagaskar dan wilayah Arabia bagian selatan.Wilayah Ethiopian memiliki kurang lebih 160 vertebrata darat, dan memiliki beberapa fauna khas.


  1. Fauna khas di wilayah daratan Afrika misalnya gajah, singa, cheetah, hyena, jerapah, zebra, unta dan badak afrika

  2. Fauna yang mirip dengan daerah Oriental adalah jenis kucing dan anjing, lemur, baboon, gorila dan simpanse.

  3. Fauna khas pulau Madagaskar misalnya kudanil kecil (Pygmyhippopotamus) dan beberapa burung endemik seperti burung gajah besar.

Singa

Singa

Cheetah
Cheetah

Jerapah
Jerapah

Zebra
Zebra

Unta
Unta

Gajah-Afrika
Gajah Afrika

Burung-UntaBurung Unta

KudanilKudanil

Gorilla
Gorilla

Simpanse
Simpanse


5. Oriental

Wilayah persebaran fauna oriental meliputi seluruh Asia Tenggara dan selatan termasuk Indonesia bagian barat. Kondisi lingkungan fisik wilayah Oriental cukup bervariasi, sebagian besar beriklim tropis sehingga banyak terdapat hutan tropis yang kaya akan flora dan fauna. Beberapa fauna khas yang hidup di wilayah Oriental antara lain :


  • Harimau, gajah, gibbon, orang utan, bekantan, monyet, badak bercula satu, menjangan, antelop, tapir, babi rusa.

  • Terdapat beberapa fauna endemik yang hanya hidup di daerah tertentu, misalnya anoa di Sulawesi dan komodo yang hanya terdapat di pulau Komodo dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.

Badak-Bercula-Satu

Badak Bercula Satu

Gajah
Gajah

Bekantan
Bekantan

Gibbon
Gibbon

Orang-Utan
Orang Utan

Monyet
Monyet

Harimau
Harimau

Tapir
Tapir

Babi-Rusa
Babi Rusa

Anoa
Anoa

Komodo
Komodo


6. Australian

Daerah yang termasuk dalam wilayah persebaran fauna Australis adalah benua Australia, Selandia Baru, Papua, Maluku dan pulau-pulau kecil di sekitar samudera Pasifik.

Beberapa hewan khas wilayah fauna Australia antara lain :

Kiwi

Kiwi – Koala – Oposum Layang (pemanjat berkantung) – Kangguru Pohon

Burung-Penghisap-Madu

Burung Penghisap Madu – Burung Emu – Kakaktua – Kasuari

Nokdiak

Nokdiak (landak Irian) – Wallaby – Cendrawasih – Kangguru


Selain beberapa fauna di atas juga terdapat beberapa fauna endemik yang hanya terdapat di satu wilayah, yaitu Tuatara (sphenodon punctatus) sejenis amphibi purba yang hanya terdapat di Selandia Baru dan Tazmanian Devil yang terdapat di pulau Tasmania.

Tazmanian-Devil

Tazmanian Devil

Tuatara

Tuatara (Sphenodon Punctatus)

August 19, 2021   Posted by Candra in with No comments
Read More

Wednesday, August 18, 2021

 

 Pusat pertumbuhan atau growth pole merupakan suatu wilayah yang berkembang pesat khususnya di bidang ekonomi dibanding daerah di sekitarnya. 



Pusat pertumbuhan berkembang sesuai karakteristik wilayah masing-masing. Jadi pertumbuhan di setiap daerah berbeda-beda faktornya. Berikut ini faktor-faktor penentu pusat pertumbuhan wilayah:

Sumber Daya Alam

Setiap daerah pastinya punya sumber daya alam yang khas. Pengelolaan sumber daya alam yang optimal akan meningkatkan kegiatan ekonomi, memperluas lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan daerah.

Contohnya adalah kota Bontang di Kalimantan Timur yang dahulu merupakan hanya wilayah eksplorasi minyak bumi dan gas. Kini telah berkembang menjadi kota yang tumbuh pesat. Baca juga: Potensi air tanah

Sumber Daya Manusia





Kualitas dan kuantitas manusia sangat penting untuk mengelola suatu daerah. Produktifitas manusia yang tinggi akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dan menjadi pusat pertumbuhan.

Kondisi Fisiografi

Perkembangan suatu wilayah dipengaruhi oleh kondisi fisiografi. Dataran rendah berpotensi untuk menyediakan jaringan transportasi yang strategis. Kondisi tersebut mendorong adanya arus distribusi barang dan jasa sehingga pertumbuhan wilayah akan semakin cepat.



Fasilitas Penunjang

Wilayah yang punya fasilitas lengkap seperti jalan, transportasi umum, pusat niaga, pemukiman, jaringan listrik dan lainnya akan berpeluang cepat menjadi pusat pertumbuhan. Fasilitas tersebut merupakan modal utama dalam membangun sebuah daerah yang pesat.

Secara fungsional, pusat pertumbuhan adalah lokasi terkonsentrasi suatu industri atau kegiatan ekonomi karena sifatnya yang dinamis sehingga mampu merangsang kehidupan ekonomi ke dalam maupun ke luar wilayah. Secara geografis, pusat pertumbuhan merupakan lokasi yang banyak memiliki fasilitas dan kemudahan sehingga menjadi daya tarik bagi manusia (pole of attraction).

Tidak semua wilayah dapat disebut pusat pertumbuhan karena setidaknya harus memiliki empat ciri berikut:

 

1. Adanya Hubungan Internal dan Beragam Aktifitas

Adanya interaksi di dalam wilayah  sangat menentukan perkembangan sebuah kota. Keterkaitan antara satu sektor dengan sektor lainnya akan membangun pertumbuhan sektor lainnya.

Kota jadi semakin hidup dengan berjalannya berbagai aktifitas seperti perdagangan, wisata, bisnis, pendidikan dan lainnya. 

Pertumbuhan tidak terlihat pincang karena ada sektor yang berkembang pesat dan sektor lain terhambat. Kota sebagai pusat pertumbuhan harus menggerakkan semua sektor.

Beda halnya dengan kota perantara yang fungsinya hanya mengumpulkan berbagai bahan dari daerah belakang kemudian mengirimnya ke kota besar. Kota perantara tidak ada kegiatan pengolahan atau pengkreasian produk sehingga sifatnya lebih statis.

2. Adanya Efek Pengganda (Multiplier Effect)

Efek ini terjadi karena adanya kegiatan produksi yang meningkat. Penawaran akan barang dan jasa semakin tinggi sehingga kapasitas produksi diperbesa dan kadang sampai memacu pertumbuhan daerah belakang yang menjadi sumber bahan baku dan tenaga kerja.

 

3. Adanya Konsentrasi Geografis

Konsentrasi ini terjadi karena berkumpulnya titik-titik fasilitas penunjang di daerah tersebut. Orang akan datang ke sana untuk belanja, sekolah, berwisata dan lainnya. Hal ini membuat kota semakin menarik untuk dikunjungi sehingga meningkatkan volume transaksi.

4. Mendorong ke Daerah Belakang

Pusat pertumbuhan harus dinikmati pula oleh daerah belakang/penyuplai. Hal ini akan menciptakan hubungan harmonis antar daerah sehingga mengurangi adanya ketimpangan wilayah.

Bisa saja dengan adanya hubungan tersebut, nantinya daerah belakang tumbuh pesat mengimbangi pusat pertumbuhan yang sudah melesat jauh.

 

August 18, 2021   Posted by Candra in with No comments
Read More

Bookmark Us

Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter

Search