Pusat pertumbuhan atau growth pole merupakan suatu wilayah yang berkembang pesat khususnya di bidang ekonomi dibanding daerah di sekitarnya.
Pusat pertumbuhan berkembang sesuai karakteristik wilayah masing-masing. Jadi pertumbuhan di setiap daerah berbeda-beda faktornya. Berikut ini faktor-faktor penentu pusat pertumbuhan wilayah:
Sumber Daya Alam
Setiap daerah pastinya
punya sumber daya alam yang khas. Pengelolaan sumber daya alam yang optimal
akan meningkatkan kegiatan ekonomi, memperluas lapangan kerja, dan meningkatkan
pendapatan daerah.
Contohnya adalah kota
Bontang di Kalimantan Timur yang dahulu merupakan hanya wilayah eksplorasi
minyak bumi dan gas. Kini telah berkembang menjadi kota yang tumbuh pesat. Baca
juga: Potensi air tanah
Sumber Daya Manusia
Kualitas dan kuantitas
manusia sangat penting untuk mengelola suatu daerah. Produktifitas manusia yang
tinggi akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dan menjadi pusat
pertumbuhan.
Kondisi Fisiografi
Perkembangan suatu
wilayah dipengaruhi oleh kondisi fisiografi. Dataran rendah berpotensi untuk
menyediakan jaringan transportasi yang strategis. Kondisi tersebut mendorong
adanya arus distribusi barang dan jasa sehingga pertumbuhan wilayah akan
semakin cepat.
Fasilitas Penunjang
Wilayah yang punya
fasilitas lengkap seperti jalan, transportasi umum, pusat niaga, pemukiman,
jaringan listrik dan lainnya akan berpeluang cepat menjadi pusat pertumbuhan.
Fasilitas tersebut merupakan modal utama dalam membangun sebuah daerah yang
pesat.
Secara fungsional,
pusat pertumbuhan adalah lokasi terkonsentrasi suatu industri atau kegiatan
ekonomi karena sifatnya yang dinamis sehingga mampu merangsang kehidupan
ekonomi ke dalam maupun ke luar wilayah. Secara geografis, pusat pertumbuhan
merupakan lokasi yang banyak memiliki fasilitas dan kemudahan sehingga menjadi
daya tarik bagi manusia (pole of attraction).
Tidak semua wilayah dapat disebut pusat pertumbuhan karena
setidaknya harus memiliki empat ciri berikut:
1. Adanya Hubungan Internal dan Beragam Aktifitas
Adanya
interaksi di dalam wilayah sangat menentukan perkembangan sebuah kota.
Keterkaitan antara satu sektor dengan sektor lainnya akan membangun pertumbuhan
sektor lainnya.
Kota
jadi semakin hidup dengan berjalannya berbagai aktifitas seperti perdagangan,
wisata, bisnis, pendidikan dan lainnya.
Pertumbuhan
tidak terlihat pincang karena ada sektor yang berkembang pesat dan sektor lain
terhambat. Kota sebagai pusat pertumbuhan harus menggerakkan semua sektor.
Beda
halnya dengan kota perantara yang fungsinya hanya mengumpulkan berbagai bahan
dari daerah belakang kemudian mengirimnya ke kota besar. Kota perantara tidak
ada kegiatan pengolahan atau pengkreasian produk sehingga sifatnya lebih
statis.
2. Adanya Efek Pengganda
(Multiplier Effect)
Efek
ini terjadi karena adanya kegiatan produksi yang meningkat. Penawaran akan
barang dan jasa semakin tinggi sehingga kapasitas produksi diperbesa dan kadang
sampai memacu pertumbuhan daerah belakang yang menjadi sumber bahan baku dan
tenaga kerja.
3. Adanya Konsentrasi Geografis
Konsentrasi
ini terjadi karena berkumpulnya titik-titik fasilitas penunjang di daerah
tersebut. Orang akan datang ke sana untuk belanja, sekolah, berwisata dan
lainnya. Hal ini membuat kota semakin menarik untuk dikunjungi sehingga
meningkatkan volume transaksi.
4. Mendorong ke Daerah Belakang
Pusat
pertumbuhan harus dinikmati pula oleh daerah belakang/penyuplai. Hal ini akan
menciptakan hubungan harmonis antar daerah sehingga mengurangi adanya
ketimpangan wilayah.
Bisa
saja dengan adanya hubungan tersebut, nantinya daerah belakang tumbuh pesat
mengimbangi pusat pertumbuhan yang sudah melesat jauh.
0 comments:
Post a Comment