PROFIL PENGABDIAN DIRI
MENGABDI DI KEPULAUAN
Oleh :
CANDRA, S.Pd
SMA NEGERI 8 GORONTALO
UTARA
KABUPATEN GORONTALO
UTARA
PROVINSI GORONTALO
2019
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Illahi Robbi atas Rahmat,
Taufiq serta Hidayah-Nya, yang diberikan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan profil pengabdian diri, yang berjudul “Mengabdi
Di Kepulauan”. Profil ini tulis sebagai salah satu
persyaratan dalam mengikuti lomba guru berdedikasi tingkat nasional.
Dalam penyusunan profil ini penulis
menyadari tidaklah sedikit kesulitan dan hambatan yang dihadapi, namun berkat
rahmat dan karunian-Nya yang dilandasi dengan kemauan, kerja keras, kesabaran,
kesungguhan hati, do’a serta berkat bantuan dan bimbingan dari semua pihak serta motivasi dari orang tua, keluarga dan
teman-teman sehingga profil ini terwujud sebagaimana mestinya.
Akhirnya, semoga profil pengabdian diri ini
dapat bermanfaat terutama bagi guru-guru yang bertugas di daerah khusus dan
semoga Allah SWT tetap melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita semua.
Amin...
Gorontalo, Juni 2019
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Kata
pengantar ................................................................................................................... i
Daftar
isi ................................................................................................................... ii
BAB
1. PENDAHULUAN................................................................................................ 1
A. Analisis Situasi........................................................................................................ 1
B. Program Kegiatan.................................................................................................... 1
C. Tujuan
Program....................................................................................................... 1
D. Manfaat
Program..................................................................................................... 2
BAB
II. PROFIL PENGABDIAN.................................................................................... 3
A.
Profil Guru............................................................................................................... 3
B.
Profil Sekolah.......................................................................................................... 4
C.
Kondisi Wilayah dan Akses.................................................................................... 4
D.
Permasalahan Sosial dan Ekonomi di Tempat Tugas.............................................. 5
E.
Strategi Pencapaian................................................................................................. 6
F.
Hasil Dan Dampak Kerja......................................................................................... 6
G.
Keberlanjutan
Dalam Bentuk Rencana Aksi.......................................................... 7
H.
Keberlanjutan Dan
Replikatif.................................................................................. 7
BAB
III. PENUTUP........................................................................................................... 8
Lampiran
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Analisis Situasi
Ponelo merupakan nama sebuah
desa yang berada disebuah pulau dan terletak dibagian utara pulau Sulawesi dan
berbatasan langsung dengan Laut Sulawesi. Di pulau ini terdapat empat desa
yaitu Ponelo, Malambe, Tihengo dan Otiola. SMA Negeri 8 Gorontalo Utara
terletak didesa Ponelo. Saya sudah mengabdi di sekolah ini selama limatahun
yaitu sejak tahun 2014. Awal saya bertugas pulau ini belum mendapatkan aliran
listrik dari PLN.
Sebagian besar penduduk dipulau ini memiliki
pekerjaan sebagai nelayanselebihnya berkebun.Kondisi lahan yang kering dan
tanah berbatu,
sehingga hanya cocok ditanami kelapa dan jagung itupun ketika dimusim hujan. Kondisi ini membuat Ponelo benar-benar terpencil secara
geografis.
Pola pikir masyarakat akan pentingnya pendidikan masih
kurang. Banyak anak yang lebih memilih untuk turun melaut dari pada harus
bersekolah. Menurut mereka dengan turun melaut akan cepat memperoleh uang
dibanding lelah yang mereka dapatkan ketika ke sekolah.
B. Program Kegiatan
Usaha untuk mengatasi masalah yang
ada di tempat tugas khusus yaitu dengan cara:
1.
Menjalin hubungan yang lebih baik dengan orangtu wali murid
dan menyaadarkan dan memotivasi akan arti penting pendidikan
2.
Pembinaan karakter yang dilakukan dengan pelaksanaan
shalat berjamaah dan memberikan
kajian-kajian islam pada saat sholat dhuhur.
C. Tujuan Program
Tujuan pencapaian program kegiatan
pengabdian daerah khusus adalah agar:
1.
Agar anak-anak dipulau ini tidak putus sekolah
2.
Agar anak-anak memiliki akhlak dan pemahaman agama
islam dengan baik.
D. Manfaat Program
Program pengabdian ini bermanfaat
untuk memberikan motivasi pada siswa untuk
melanjutkan sekolah dan menanamkan kepribadian serta berakhlak mulia. Masyarakat
memiliki kesadaran
akan pentingnya pendidikan untuk bekal
hidup. Bagi
sekolah diharapkan dapat meningkatkan mutu sekolah.
BAB II
PROFIL PENGABDIAN
A.
Profil Guru
Menjadi seorang
guru bukanlah menjadi cita-cita saya. Tidak pernah ada dalam tujuan hidup saya untuk
menjadi pengajar. Sejak masuk ke Sekolah Dasar saya tidak memiliki prestasi
yang membanggakan.
Tapi setelah
masuk ke jenjang MTs saya mulai menunjukan prestasi dibidang akademik. Hal ini
terbukti dengan saya meraih peringkat pertama dikelas, dan ini saya pertahankan
terus sampai saya lulus MTs.
Berbekal prestasi akademik tersebut saya memutuskan untuk masuk
ke sekolah kejuruan yang terbaik ketika itu di kota Palopo yaitu SMKN 2 Palopo
atau lebih akrab dengan sebutan STM Negeri. Setelah mengikuti pembelajaran
disekolah itu, ternyata prestasi akademik saya justru anjlok dan tidak lagi
mendapatkan peringkat dikelas. Setelah menyelesaikan pendidikan SMK di tahun 2005 saya jadi bingung apakah
akan pergi merantau bersama teman-teman atau kuliah. namun ternyata saya tidak
memutuskan apa-apa dan saya pun harus menganggur di kampung selama dua tahun.
November 2006
saya ditawari orang tua untuk ikut
seseorang ke Gorontalo. Inilah pertama kalinya saya meninggalkan kampung
halaman dan keluarga. Tahun 2007 saya memutuskan untuk kuliah di Gorontalo tepatnya di
kampus Universitas Negeri Gorontalo jurusan Geografi dan alhamdulillah bisa
selesai ditahun2011.
Berbekal sarjana tidak lantas
menjamin pekerjaan yang memadai. Hal
ini ditambah setelah saya lulus, pemerintah memberlakukan moratorium penerimaan
PNS selama dua tahun. Akhirnya saya harus mencari pekerjaan dan diterima jadi
tenaga honorer di SMAN 1 Tibawa. Saya hanya sampai enam bulan disekolah itu dan
memilih untuk mencari pekerjaan lain. Saya pun diterima diterima untuk bekerja
di Bank BTPN. Ditahun 2013 ada penerimaan CPNS di Gorontalo Utara dan saya
memilih untuk mengundurkan diri dari pekerjaan saya. Alhamdulillah saya lulus CPNS dan ditempatkan di SMAN 8 Gorontalo
Utara.
Setelah
ditempatkan didaerah ponelo dengan kondisi alam yang demikian sulit serta
karakter siswa yang beragam, saya mulai sadar dan mencintai pekerjaan saya. Karena
menurut saya guru merupakan pekerjaan yang mulia, ketika kita mengajarkan ilmu
yang bermanfaat maka itu menjadi amal jariyah dan bekal kita di akhirat.
Keikhlasan guru dalam mendidik akan bernilai ibadah.
Pada tahun 2019saya
mendapat kepercayaan dari kepala sekolah untuk
mengikuti seleksi guru berdedikasi.Suatu kesempatan yang dapat meningkatkan wawasan serta
pengalaman yang bermuara pada peningkatan profesionalisme dan kepribadian saya.
B.
Profil Sekolah
SMA Negeri 8 Gorontalo Utara
didirikan pada tanggal 13 Desember 2011, pada awal pendirian SMA Negeri 8
Gorontalo Utara masih bernama SMA Negeri 4 Kwandang. Namun pada tahun 2015
terjadi pergantian nomenklatur sehingga berubah nama menjadi SMA Negeri 8 Gorontalo
Utara.
SMA Negeri 8 Gorontalo Utara memiliki 6 Kelas, 1 Gedung
Perpustakaan, 1 Gedung Laboratorium Komputer, 1 Gedung Laboratorium Biologi,
dan 2 Gedung yang difungsikan sebagai Ruang Tata Usaha, ruang Kesiswaan, ruang
Kurikulum, ruang UKS dan ruang Staf Dewan Guru. SMA Negeri 8 Gorontalo Utara
saat ini dipimpin oleh Ibu Alinsa D.N. Abu, S.Pddan memiliki 13 orang tenaga pendidik 2 orang tenaga
kependidikan. Jumlah siswa saat ini 138 orang, laki-laki 62 orang dan perempuan
75 orang.
C. Kondisi Wilayah dan Akses
SMA Negeri 8 Gorontalo Utara (SMA
Negeri 4 Kwandang)
adalah sebuah Sekolah Menengah Atas yang terletak di Dusun Ponelo 1, Desa Ponelo Kecamatan Ponelo
Kepulauan,
Kabupaten Gorontalo Utara.
Berlokasi di tengah pulau ponelo, berbatasan dengan Kecamatan Kwandang disebelah selatan dan Laut
Sulawesi disebelah Utara. Jarak tempuh dari rumah saya ke pelabuhan
kwandang kurang lebih 60 KM atau 1,5 jam dengan sepeda motor. Kemudian dari pelabuhan,
perjalanan dilanjutkan dengan naik perahu selama 30 menit dan bisa sampai 50
menit jika kondisi cuaca buruk. Sampai di desa ponelo masih dilanjutkan dengan
berjalan kaki kurang lebih 750 meter ke sekolah. Hal ini disebabkan oleh tidak
adanya transportasi umum di desa ini.
Sebagian besar penduduk ponelo
memiliki pekerjaansebagainelayanselebihnya berkebun, dengan kondisi lahan yang kering dan tanah berbatu sehingga hanya cocok ditanami kelapa dan jagung itupun
ketika musim hujan datang. Kondisi ini membuat Ponelo benar-benar terpencil secara
geografis. Diawal saya bertugas tahun 2014 listrik belum ada dipulau ini. Nanti
ditahun 2016 baru listrik mulai masuk ke Ponelo.
Selain itu tantangan lain bertugas
ditempat ini adalah ketersediaan air bersih. Ketika musim kemarau tiba, sangat
sulit untuk mendapatkan air sehingga harus antri tengah malam disumur menunggu
air itupun kondisi airnya sudah tidak jernih lagi. Terkadang saya harus mandi
dengan air payau yang berbau lumpur karena memang sumber air di sumur tidak ada
lagi dan ini berdampak pada munculnya penyakit gatal-gatal dikulit.
D. Permasalahan Sosial dan Ekonomi di Tempat Tugas
Pertama kali saya datang ke SMA Negeri 8 Gorontalo Utarakondisinya siswa begitu
memprihatinkan.
Itu dapat dilihat jumlahkehadiran siswa yang sangat memprihatinkan.
Terkadang ada siswa yang sampai berbulan-bulan tidak masuk sekolah karena
mereka lebih senang bekerja sebagai nelayan. Kebiasaan masyarakat terutama anak laki-laki setelah tamat SD adalah turun
melaut. Bahkan
angka putus sekolah juga masih ada, dan masih ada warga masyarakat Ponelo yang tidak sampai menamatkan
pendidikannya sampai SMA.
Permasalahan yang menyebabkan siswa SMA Negeri 8
Gorontalo Utaramalas sekolah antara lain :
- Kesadaran masyarakat akan
pendidikan sangat rendah
- Anak-anak lebih tertarik untuk turun melaut
karena bisa mendapat uang dari pada harus sekolah
- Jarak
tempuh serta medan ke sekolah yang jauh dan
sulit
Selain itu, keterbatasan sarana dan
prasarana menjadi masalah klasik bagi sekolah yang terpencil. Kurangnya tenaga
pendidik yang sesuai bidang menyebabkan satu orang guru bisa mengajar lebih
dari satu mata pelajaran.Kebiasaan siswa yang mengeluarkan kata-kata kasar,
disebabkan latar latar belakang mereka yang tinggal di pulau dan turun melaut
selalu berteriak. Hal ini disebabkan karena kurangnya pembinaan karakter dan
juga sarana untuk shalat berjamaah tidak ada.
E.
Strategi Pencapaian
Usaha untuk mengatasi tantangan dan
kendala yang dihadapi di SMA Negeri 8 Gorontalo Utara dilakukan dengan berbagai cara agar
dapat tantangan tersebut dapat teratasi. Strategi yang saya lakukan antara
lain:
1. Menjalin hubungan yang lebih baik
dengan orangtu wali murid dan menyaadarkan dan memotivasi akan arti penting pendidikan pada
anak sehingga tidak ada anak putus sekolah ( Drop Out). Mengadakan rapat dengan orang tua siswa disetiap awal dan akhir
semester. Kerjasama dengan wali kelas dengan melakukan home visit ke rumah siswa yang sudah 3 hari tidak kesekolah.
2. Sarana dan prasarana yang kurang
,tidak jadi kendala untuk melaksakan kegiatan pembelajaran .Saya akan tetap
semangat untuk melaksanakan berbagai kegiatan baik akademik maupun non
akademik, sehingga hasil prestasi siswa lebih meningkat dengan
memanfaatkan kondisi yang ada disekolah.Menggunakan media yang tersedia di alam dan lingkungan
sekitar sekolah sebagai sumber belajar untuk memotivasi siswa dalam
pembelajaran
3. Untuk
masalah mengajar bukan bidang keahlian diatasi dengan meningkatkan kompetensi
guru seperti mengikuti kegiatan IHT.
4. Untuk
pembinaan karakter yang lebih dilakukan dengan pelaksanaan shalat berjamaah,
memberikan kajian-kajian islam disetiap sholat dhuhur. Tidak ada mushalah bukan
menjadi masalah, karena ada ruangan perpustakaan yang dijadikan mushalah.
F.
Hasil Dan Dampak Kerja
Hasil
dan dampak yang telah saya lakukan sesuai dengan pengabdian di sekolah maupun
di masyarakat sekitar lingkungan sekolah sangat memuaskan, seperti:
1. Menurunnya tingkat anak putus
sekolah ( Drop Out)
2. Kedisiplinan
siswa untuk hadir tepat waktu disekolah meningkat, hal ini disebabkan tingginya
perhatian orang tua siswa.
3. Melalui
kegiatan IHT guru bisa meningkatkan kompetensi diluar bidang keahlianya.
4. Shalat
berjamaah menjadi kegiatan rutin begitu juga dengan pembinaan ahklak melalui
kajian-kajian atau kultum.
G. Keberlanjutan Dalam
Bentuk Rencana Aksi
Untuk melaksanakan rencana strategis yang telah
dipaparkan maka, perlu disusun dalam bentuk rencana aksi sebagai berikut:
1.
Menjadwalkan untuk mengundang orang tua/wali siswa
disetiap awal dan akhir semester
2.
Mendata siswa yang sering terlambat dan siswa yang
sudah tiga hari tidak kesekolah, kemudian melakukkan home visit
3.
Melaksanakan kegiatan IHT disetiap awal semester
4.
Berkolaborasi dengan guru agama dalam pemberian
kajian-kajian diwaktu dhuhur.
H. Keberlanjutan Dan Replikatif
Program ini diharapkan mampu
memberikan perubahan kearah yang lebih baik. Keterbatasan yang ditemui
diwilayah khusus harus bisa diatasi dengan memanfaatkan sumberdaya yang
tersedia dilingkungan sekolah. Setiap kekurangan diharapkan menjadi motivasi
untuk dapat berinovasi sehingga mutu pendidikan di daerah khusus tidak berbeda
dengan wilayah-wilayah yang lain.
Harapan saya bahwa apa yang telah
saya rencanakan dan lakukan dapat diaplikasikan didaerah lain utamanya daerah
khusus. Program ini diharapkan memberikan dampak yang positif terutama
penanaman karakter siswa melalui kajian-kajian islam disetiap waktu sholat.
BAB III
PENUTUP
Menjadi guru berdedikasi merupakan
pengabdian yang tulus, ikhlas serta rela berkorban. Harus mampu mengorbankan
waktu bersama keluarga demi tugas yang mulia. Guru berdedikasi harus mampu
memberikan teladan yang baik dilingkungannya. Teladan bagi siswa, bagi teman
sesama guru serta teladan ditengah-tengah masyarakat.
Harapan
saya dari penulisan profil pengabdian
ini, mudah-mudahan apa yang ditulis
ini bermanfaat, baik untuk
pribadi, teman-teman, serta orang lain yang ingin mengambil hikmah dari tulisan ini sebagai tambahan motivasi dalam mengabdikan diri sebagai guru. Terimakasih kepada semua pihak yang
telah mendukung semoga tulisan ini menjadi motivasi bagi teman-teman guru
utamanya yang bertugas didaerah khusus untuk lebih ikhlas dalam mengabdi demi kemajuan dunia pendidikan.
LAMPIRAN
Gambar 1. Kondisi
sekolah saat pertama bertugas
Gambar 2.
Saat berangkat ke ponelo
Gambar 3. Kondisi ruang kelas pertama kali mengajar
Gambar 4. Kondisi dimalam hari saat antri timbah air
Gambar 6. Ketika melakukan home fisit ke desa Malambe
Gambar 6. Pertemuan dengan orang tua siswa
Gambar 7. Kegiatan kultum
Gambar 8. Shalat dhuhur berjamaah
0 comments:
Post a Comment